Beranda | Artikel
Romantisnya Mandi Bareng Bersama dengan Istri
Selasa, 11 Oktober 2016

Jika kita mempelajari sirah sejarah kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita dapati berbagai contoh romantisme beliau bersama istrinya dalam rumah tangga. Misalnya saja mandi bareng bersama istri-istri beliau.

‘Aisyah berkata,

قَالَتْ عَائِشَةُ كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ وَنَحْنُ جُنُبَانِ.

Aku dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mandi bersama dalam suatu wadah yang sama sedangkan kami berdua dalam keadaan junub”[1]

Mandi bersama bisa menimbulkan rasa kasih sayang dan bermain-main bersama istri, saling siram-siraman atau saling berebut gayung dan selebihnya anda yang tahu. Sebagaimana hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ‘Aisyah saling berebut air  ketika mandi bersama.[2][3]

Jika ada yang berkata “Ah sudah gak muda lagi, ngapain kayak gitu”. Perlu diketahui, Ummu Salamah Ketika dilamar oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, awalnya menolak karena alasanya umurnya sudah tua. Beliau mandi bersama Ummu Salamah yang sudah tua dan menciumnya ketika mandi.

Ummu Salamah menceritakan,

وَكُنْتُ أَغْتَسِلُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ قَالَتْ وَكَانَ يُقَبِّلُ وَهُوَ صَائِمٌ

“Aku (Ummu Salamah) pernah mandi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam sebuah wadah yang sama. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menciumku sedangkan beliau sedang dalam keadaan berpuasa.”[4]

Ada anggapan yang tersebar di masyarakat bahwa suami dan istri tidak boleh saling melihat kemaluan masing-masing. Ini tidak benar bedasarkan hadits ini dan Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa mandi bareng suami-istri itu boleh saja. Beliau berkata,

أما تطهير الرجل والمرأة من إناء واحد، فهو جائز بإجماع المسلمين

“Adapun bersuci (mandi bersama) suami dan istri dalam satu wadah, hukumnya boleh berdasarkan ijma’ kaum muslimin.”[5]

Mari kita semangat mencontoh romantisme Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rumah tangga dengan membaca sirah beliau dan meneladainya.

 

@FK UGM, Yogyakarta tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

[1] HR. Bukhari no. 316, Muslim no. 321

[2] Aisyah menceritakan,

كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ بَيْنِي وَبَيْنَهُ فَيُبَادِرُنِي حَتَّى أَقُوْلُ دَعْ لِيْ دَعْ لِيْ قَالَتْ وَهُمَا جُنُبَانِ

“Aku mandi bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari satu tempayan (yang diletakan) antara kami berdua, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendahuluiku (dalam mengambil air dari tempayan) hingga aku berkata, “Sisakan air buatku, sisakan air buatku”. Mereka berdua dalam keadaan junub. (HR Muslim I/257 no 321)

[3] Riwayat lainnya beliau mandi bareng dengan istri-istri yang lainnya. Ibnu Abbas berkata,

عَنْ ابنِ عَبَّاسٍ : أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَمَيْمُوْنَةَ كَانَا يَغْتَسِلَانِ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ

 “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan Maimunah keduanya pernah mandi bersama dalam suatu wadah yang sama” (HR. Bukhari no. 250, Muslim no. 322.)

[4] HR. Bukhari no. 316, Muslim no. 296

[5] Syarh Shahih Muslim 2/4, Dar Ihya’ At-Turast, Syamilah


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/romantisnya-mandi-bareng-bersama-dengan-istri.html